Sejarah dan Bahasa

17.20 0 Comments


Ingatan atas sejarah bahasa Indonesia adalah penghormatan kerja para pengasuh adab dan buku di masa lalu. Bahasa menentukan adab. Bahasa menjiwai Indonesia. Para pengasuh adab melakoni misi membesarkan dan menggerakkan bahasa Indonesia dengan suguhan buku-buku impresif. Tanggung jawab sebagai pengasuh adab menjelaskan hasrat pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Sutan Takdir Alisjahbana menulis buku Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1949) untuk membuktikan optimisme menguatkan adab berpijak ke bahasa. Buku ini mengandung maksud pemodernan bahasa Indonesia tanpa meninggalkan hakikat asali. Sutan Takdir Alisjahbana memang berhasrat menjadikan bahasa Indonesia sebagai modal merengkuh modernitas. Bahasa mesti mewartakan gagasan dan amalan kemodernan di Indonesia. Agenda mengasuh bahasa berarti mengarah ke pembaruan atau perubahan-perubahan konstruktif. Sutan Takdir Alisjahbana menjelaskan pamrih mengajukan buku itu ke publik: “… tatabahasa ini berusaha sungguh-sungguh membuat orientasi baru tentang pemandangan bahasa Indonesia seluruhnja.” Kita mengenang buku itu lanjutan gairah adab mengacu ke hajatan Poedjangga Baroe di masa 1930-an.
Armijn Pane juga memerankan diri sebagai pengasuh adab di rumah bahasa. Penggerak Poedjangga Baroe ini searus dengan Sutan Takdir Alisjahbana dalam misi membesarkan bahasa Indonesia. Armijn Pane menganggap bahasa menentukan identitas dan martabat Indonesia setelah meninggalkan masa kolonialisme. Garapan buku berjudul Men­tjari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia (1950) menjelaskan ambisi besar untuk memodernkan bahasa Indonesia. Armijn Pane ingin membuktikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia berjiwa modern dalam sastra, pers, dan pengajaran di sekolah bakal mewujudkan Indonesia baru.
Armijn Pane dan Sutan Takdir Alisjahbana memang penggerak bahasa Indonesia secara ideologis. Penggunaan ungkapan “baru” sejak masa 1930-an terus melantunkan optimisme mengamalkan adab modern di Indonesia. Kita masih mengingat nama mereka tapi mungkin lupa dengan warisan buku Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1949) dan Mentjari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia (1950). Ingatan publik cenderung mengakui mereka sebagai pengarang novel berhaluan modernitas-Barat. Mereka juga tampil sebagai pengasuh bahasa untuk mewujudkan Indonesia berwajah dan berjiwa baru.
Buku-buku tentang sejarah Indonesia jarang mengurai misi mereka dalam membentuk Indonesia melalui jalan bahasa. Ingatan atas Indonesia di masa 1940-an dan 1950-an cenderung ke urusan revolusi, demokrasi, separatisme, dan partai politik. Ingatan atas laju pembentukan dan pertumbuhan bahasa mungkin ada di catatan kaki berisi tiga kalimat pendek. Kita mesti insaf bahwa hajatan mewujudkan Indonesia Baru memiliki pijakan bahasa. Kontribusi Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane ada di arus kemodernan dan keindonesiaan. Ambisi mengajarkan tata bahasa baru pun mengartikan sangkalan atas dominasi kalangan sarjana kolonial dalam ideologisasi bahasa Indonesia sejak akhir abad XIX.
Kita juga pantas mengenang buku Kaidah Bahasa Indonesia (1956) garapan Slamet Muljana. Buku ini semakin menguatkan hasrat meninggalkan ideologi-kepatuhan dan nalar-kolonial. Pemuliaan bahasa Indonesia disahkan dengan gairah publikasi buku di zaman berhaluan modern. Slamet Muljana menghendaki pengetahuan atas bahasa Indonesia turut mengentalkan keindonesiaan. Pembelajaran dan penguasaan kaidah-kaidah bahasa Indonesia bakal menimbulkan optimisme mewujudkan impian Indonesia baru.
Buku-buku garapan Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, dan Slamet Muljana adalah referensi untuk mengingat peran bahasa Indonesia di masa 1940-an dan 1950-an. Ingatan bisa mengajak kita bergerak ke refleksi peran bahasa Indonesia di masa sekarang. Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dan universitas tampak mengabaikan penghormatan tokoh dan pembacaan buku-buku lama. Masa lalu sering ditinggalkan dengan kepongahan. Kita mungkin menganggap Indonesia abad XXI adalah Indonesia berjiwa politik, ekonomi, dan teknologi. Bahasa seolah-olah tak berperan atau sengaja ditepikan di bait terakhir puisi sendu.
Agenda mewujudkan Indonesia baru memang terus dilanjutkan meski tanpa suluh bahasa. Ingatan-ingatan atas tokoh dan buku di masa lalu sekadar rindu kelabu. Kita hampir tak memiliki keprihatinan. Pemerintah sekadar memahami bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran. Bahasa Indonesia sengaja dipisahkan dari sejarah Indonesia. Bahasa Indonesia cuma buku pelajaran dan nilai. Kita tak perlu terharu.

0 komentar:

Nyeri Punggung dan Duduk

08.07 0 Comments



Dr Anasthasia Tri Soesilaniarti SpRM
Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi,
Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan (RSAH)

Kerja bikin nyeri punggung

Nyeri punggung adalah keluhan nyeri yang paling umum diderita. Sekitar 8 persen orang dewasa mengatakan aktivitas mereka menjadi terbatas akibat gangguan nyeri punggung. Kasus nyeri punggung sering dialami oleh para pekerja yang berada di kantoran. Padahal, kita tahu mereka  cuma duduk-duduk saja sembari melakukan aktifitas di depan komputer.

Umi Hany Akasah

Sakit punggung merupakan salah satu penyakit yang pasti diderita 8 dari 10 orang dewasa dalam hidupnya. Paling sering sakit punggung terjadi karena meregangnya otot punggung atau meregangnya ligamen. Namun ada kalanya sakit timbul begitu saja secara perlahan. Pemakaian dan pembebanan pada diskus atau bantalan tulang lama kelamaan akan menimbulkan perubahan struktur atau keseimbangan normal. Padahal, aktifitasnya tidak angkat-angkat barang. Bahkan, hanya duduk di kantor sembari melakukan aktifitas di depan kantor. Dr Anasthasia Tri Soesilaniarti SpRM, Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan (RSAH) mengatakan, selain karena mengambil atau mengangkat barang di lantai, resiko nyeri punggung pada orang yang bekerja cukuplah tinggi. “Ya meski duduk saja, jika  telalu lama dan posisinya tidak tepat bisa sebabkan nyeri punggung,” katanya. Bahkan, berbagai sumber menyebutkan bahwa yang namanya sakit nyeri punggung tidak lepas dari yang namanya kerja dan duduk. Karena sudah diterangkan, proses penyebab nyeri punggung minggu lalu. Pada materai kedua ini, Anasthasia memberikan tips-tips pencegahan nyeri punggung pada saat bekerja. Menurut ia, pengaturan tinggi kuris akan mempengaruhi tekanan yang tidak perlu di punggung. “Jika terlalu tinggi, akan membuat sakit punggung karena mencondongkan punggung ke meja juga menyebabkan nyeri,” jelasnya.  Yang sering terjadi juga banyak otang yang malas bersandar di kursi. Padahal, menyandarkan punggung ke kursi ini bukan semata-mata mencari kenyamanan, namun menjaga punggung tetap lurus.  Pasalnya, menggunakan sandaran kursi dengan benar, maka akan ada banyak ketegangang pada tulang belakang, terutama pada titik di atas pinggul. Jarangnya orang menaruh tangan mereka di atas meja juga mempengahi nyeri punggung. Menurut Anasthasia, banyak orang yang menyepelehkan meletakkan tangan ditas meja.  Pasalnya, jika orang tersebut membiarkan tangannya menggantung santai di sisi tubuh akan membuat aliran darah mengalir dengan cepat ke jari (karena gravitasi). Inilah yang menyebabkan jari-jari sakit setelah bekerja,” jelasnya.
Menurut Anasthasia, menggunakan laptop, gadget, komputer juga terburuk bagi punggung. Jika menggunakan laptop yang diletakkan di atas meja, maka biasanya posisi tubuh akan memiliki kecenderungan untuk membungkuk ke arah layar. Posisi ini akan menyebabkan leher terasa pegal hingga nyeri. Sesuaikan ketinggian layar laptop agar sesuai dengan kursi. Hal ini juga berlaku untuk komputer meja (PC).
Yang tak kalah penting, lanjut Anasthasia, ketika keasyikan bergelut dengan atau tumpukan kerja di meja, seringkali seseorang lupa meregangkan tubuhnya. Menurut Anasthasia, melakukan peregangan sewaktu masih berada di tempat tidur  regangkan lengan ke atas kepala, kemudian tarik lutut ke arah dada secara bergantian. Apabila Anda siap untuk duduk, bergulirlah ke sisi tempat tidur dan gunakan lengan untuk membantu mengangkat tubuh. Setelah berdiri letakkan tangan pada pantat lalu pekan-pelan condongkan tubuh ke belakang untuk meregangkan tulang punggung. Jika ada barang jatuh, maka caranya ketika ada upaya mencondongkan punggung ketika mengangkat beban. Apabila tidak menemukan seseorang untuk membantu mengangkat beban berat, cobalah cara berikut sebagai langkah terakhir: Apabila benda itu terletak setinggi meja, condongkan tubuh ke arah benda itu untuk menarik atau mengangkatnya. Orang itu juga dapat menggunakan cara ini untuk mengangkat jendela geser. Posisi ini mengurangi tekanan pada tulang punggung karena menggunakan kaki sebagai penumpu,” jelasnya.

0 komentar:

Sosiolinguistik dan kinesik

07.38 0 Comments

Catatan Akasah—
17 Desember 2012

Hubungan Gelap Kinesik dan Sosiolinguistik

Pertanyaan apakah ada hubungan antara kinesik dan sosiolinguistik mulai hadir dan terbesit dalam benakku ketika sahabatku Dewi Puspa Arum melontarkan ungkapan itu di ruang berukuran 6 x 8 meter ini.
Mungkin itulah kekritisan yang seharusnya kita pikirkan. Dengan kata lain kita sebagai manusia harus berusaha berpikir dan mencari. Saat ini, tepat yang aku rasakan dan pikirkan masih sama dengan deadlineku yang tak pernah kunjung usai. Aku kembali memikirkan tentang bahasa. Jika aku berpikir parsial, aku tidak akan pernah bertanya mengapa ada seperti itu. Ah, teringat apa yang diungkapkan dosen satra yang selalu didamba-dambakan manusia kelas ini, Suyatno, bahwa kita adalah filsuf, seorang yang selalu bertanya dan berfikir.
Aku merasa beruntung dengan adanya para filsuf yang sudah mati lebih dulu. Setidaknya, diriku sedikit terbantu untuk sekedar memecah kebingungan. Aku sedikit berdefinisi bebas. Aku punya definisi sendiri tentang apa bahasa itu. Bahasa adalah wujud verbal dari pikiran kita, hampir sama dengan pernyataan-pernyataan para filsuf, bahkan sosok filsuf yang tidak percaya dengan tuhan yakni Nietzsche juga sempat mempengarhi diriku. Lagi-lagi aku mengeluh pada tuhan, mengapa kau tak turunkan aku pada zaman dahulu kala tepat ditengah para filsuf besar. Ah, kenapa aku hidup ditengah era kontemporer yang semuanya serba simbol dan hedon ini hai tuhan.
Kembali lagi kucoba, bicara apa itu bahasa? Aku tidak bisa mengelak dari definisi bahwa bahasa itu adalah alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat, tanpa bahasa tidak akan ada komunikasi satu sama lain diantara penutur.
Sebaliknya tidak ada bahasa maka tidak akan ada komunikasi. Bahasa dan masyarakat sudah pasti adalah produk yang menjadi partner selamannya. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan. Kalau mereka hidup berdampingan. Seperti uang koin yang mempunyai dua gambar berbeda. Sosiolinguistik adalah salah satu ilmu interdisipliner yang mempelajari tentang gejala-gejala bahasa yang terjadi didalam masyarakat.
Akhir-akhir ini yang membuat aku tertarik lagi adalah ekspresi-ekspresi tubuh dari seorang penutur ketika berbahasa. Seperti ketika aku liputan Dewi Persik (DP) di Lapangan Maritim Perak, minggu pagi (16/12). Disana aku melihat Dewi Persik bergoyang penuh seksi nan erotis. Hanya satu jam saja, DP sudah mampu merogoh kocek Rp 100 juta saja. Angka yang tidak terlalu fantastik. Pasalnya, DP harus mengerat seluruh tenaganya. Nafasnya terengah-engah, keringatnya mengalir deras, rambut panjangnya terurai tak karuan. Kian menarik, ketika aku melihat goyang gergaji DP diatas panggung megah berukuran 10 x 8 meter itu. Ia menunjukkan kemolekan dadanya yang membesar. Mataku tertengok ke pojok panggung, disana ada ribuan tangan-tangan penonton yang mengacungkan tangan. Sekilas, kufikir acungan tangan penonton adalah bukti kesenangan penonton menikmati hiburan goyangan DP.
Kita lihat contoh lain, contoh orang Sunda ketika diminta menunjukan sesuatu tempat maka dengan sopannya ia akan berbicara sambil memakai ibu jari untuk menunjuknya. Adalagi yang terkenal adalah orang Italia, orang-orang Italia kalau sedang berbicara pasti mereka juga memakai ekspressi tangannya untuk menegaskan.
Jika kita menonton film Eat Pray Love, kita pasti akan tahu bagaimana ketika Julia Robert sedang berada di Italia terkejut dengan prilaku berbahasa mereka.
Menurut Kartomihardjo (1988:73), keras lembut, tinggi rendah dan warna suara sebagai piranti tergolong isyarat yang disebut ragam yang memilik makna sosial dan emosional dalam suatu interaksi. Sementara isyarat lainnya yang menggunakan berbagai gerakan bagian tubuh digolongkan pada kinesik.
Kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai bagian tubuh (Kartomihardjo, 1988:3) yang termasuk kinesik yakni ekspresi wajah, sikap tubuh, gerakan jari jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala.
Sudah barang tentu kita berpikir bahwasanya bahasa juga bisa ditegaskan dengan menggunakan bagian tubuh kita, tidak terlepas dari itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi hal itu terjadi, dalam ilmu sosiolinguistik ada yang namanya faktor situasional dan ada juga faktor sosial. Keduanya sangat mempengaruhi pola berbahasa masyarakat yang ada dalam kebudayaan tertentu.
Yang termasuk kinesis menurut Kartomihardjo diatas kemungkinan bersifat konvensional, dengan kata lain orang-orang yang melakukan kineksi itu telah menyutujuinya dan melakukannya berulang-ulang sehingga menjadi kebudayaan tersendiri. seperti contoh ketika orang Sunda berbicara ‘punten’ terhadap orang yang lagi nongkrong maka mereka memakai tangan mereka sebagai media bahwa mereka telah sopan karena melalui orang yang sedang duduk. aku sendiri juga sering begitu dan tidak mempertanyakan kenapa?.
Baru terjawab, setelah mengalami kontemplasi bersama wanita ahli bahasa, Mintowati di K4.05. Dalam ruangan dengan hiasan gorden kuning dan tempat sampah biru ini, dia berucap, sebenarnya kinesik lebih dekat dengan ilmu komunikasi. Namun, ada korelasi antara bahasa tubuh dan masyarakat, maka sangat pantas jika kinesik menjadi pembahasan dalam ilmu sosiolinguistik.
Ibu tiga anak itu mengatakan, beberapa contoh kinesik yang bisa kita lihat, yakni menangis, tertawa, tersenyum dan lain-lainnya. “Tidak pernah orang tua mengajarkan anaknya untuk nangis ketika sedih, itu muncul secara sendiri,” katanya.
Darwin (1965) dan Ekman dkk (1969) membuktikan bahwa manusia dilahirkan dengan membawa serta unsur-unsur komunikasi nonverbal. Kita dapat mengekspresikan kegembiraan, kemarahan, dan berbagai perasaan dasar tanpa harus mempelajarinya Mungkin kita tidak pernah tahu mengapa semua begitu adanya, kita hanya menerima kebenaran yang telah disepakati, kalaupun secara mutlak maka semua bagian tubuh atau gejala kinesik ini akan sama meskipun di negeri lain juga. Contoh jelasnya adalah kinesik yang sangat tidak asing bagi kita adalah, bagi segolongan masyarakat di Indonesia misalnya mengatakan ‘ya atau tidak’, akan dibarengi dengan gelengan kepala sebagai penolakan dan anggukan kepala sebagai setuju. namun berbeda dengan di suku Afrika Barat dan India yang mempunyai sajian berbeda dan berbalik dari yang ada di Indonesia.dengan demikian apakah faktor yang menyebabkan itu terjadi. Apakah kita hanya bisa menjawab itu faktor budaya aja atau apa saja.
Tugas kita adalah mencari kebenaran yang sebenar-benarnya, untuk saat ini mungkin aku setuju dengan jawaban pikiranku sendiri bahwa perbedaan itu tidak lain dari kebudayaan, letak geografis, letak regional, suhu udara, dan berbeda kelas juga mungkin sangat berpengaruh terhadap perbedaan itu. Hal ini sangat menarik untuk dipelajari karena kita sebagai produk dan pelaku dari kebudayaan harus mampu mengungkapnya.

0 komentar:

Tulisan Adikku,.Mar'atus Sholeh

21.34 0 Comments

Siang SEjuk,...

Ku tercengang dalam kesendirian
Ku bingung, dalam persimpangan jalan
Pegangan tak ada
Luapan rasa berapi-api
Kegagalan menjelma tanpa akhir
Ku buka kembali harianku,..
Ku temukan catatan Mar'atus Sholehah,
Adik terkasih
Ku renung
Ku merindumu

Catatan Mar'atus Sholehah Akasah



Ya Allah 

Aku tahu aku kurang usaha dalam menggapai snmptn ini.aku pada hari ini sungguh terjatuh.andai kalau dibilang lah aku ini sedang ada dijurang.disaat aku terjatuh ada orng tua yang selalu menemaniku.terimah kasih ya allah engkau telah memberikan orang tua yang mau ada dan mendukung aku disaat aku terjatuh .Engkau adalah Tuhan yang maha kuasa.Sekarang aku mengettahui betapa berharganya hamba dan terimah kasih kepada engkau selalu ada untuk hamba.YA ALLAH andai aku tidak mrmpunyai engkau dan kedua orang tua hambah entah apa yang akan terjadi pada aku.
Semua teman-teman hanya ada pada aku ketika aku ada dalam puncak gunung tetapi aku terjatuh seperti sekarang ini mereka tidak ada.Hanya ada engkau,orang tua,mbak aku aja...
Aku percaya engkau pasti akan memberi jalan kepada hamba yang lebih baik dan lebih mulia.hamba percaya itu...
Ketika mendengar kata kata kalau aku tidak keterima.aku tidak bisa berkata berkata hanya bisa terdiam dan ternge-ngeh dan melihat mata kedua orang tua hamba yang aku tahu mereka pasti menangis tetapi mereka tetap semangat dan nenangin aku.Betapa aku merasa bersalah kepada bapak dan ibukku.aku tahu ketika itu ibuk bapakku menangis tapi betapa indah nya mereka bisa menutupin tangisan itu kepada anaknya.
Sungguh batinku menangis melihat semua ini semua tetapi gimana lagi ini semua sudah suratan dari engkau YA ALLAH.aku harus bisa menerima ini dengan baik , iklas dan tawakal.Engkau sedang meguji imanku.dan harus selalu berusaha dan berdoa.Ttep semangat lah.kegaagalan ini bukan akhir keberhasilan aku.
Demi melihat senyuman IBU dan ABAH ku..
Izinkanlah hambah melihat senyuman orang tuaku YA ALLAH.Aku hidup didunia ini hanya ingin melihat orang tuan hamba trsenyum.

Mar'atus Sholeh--
08.07.12

0 komentar:

Rhoma Irama, Calon Presiden RI cari dukungan ke Jatim

06.36 0 Comments



KANDIDAT RI 1: Rhoma Irama bersilaturahmi dengan Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musala Indonesia di Surabaya, kemarin.

*) Si Raja Dangdut Rhoma Irama Roadshow Menuai Dukungan

“Saya Bukan Mencalonkan, tapi Didorong untuk Tampil”

Mencuatkanya nama Raja Dangdut Rhoma Irama dalam bursa pencalonan Presiden RI tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Rhoma mengatakan, dukungan terbesar dirinya masuk dalam calon presiden 2014 ini berasal dari ulama, habaib dan politisi senayan.

Hany Akasah

“Saya bukan orang yang mencalonkan, tapi saya orang yang didorong untuk tampil,” kata Rhoma Irama di Hotel Prime Royal, kemarin (1/12). Bahkan, beberapa partai sudah ada yang meminangnya untuk dicalonkan sebagai calon presiden dari partainya. “Belum saatnya saya kasih tahu,” cetusnya.
Dengan alasan desakan dan dorongan tersebut, Rhoma mengaku terpanggil karena ingin membangun bangsa secara bersama-sama. “Setidaknya negara ini lebih baik lagi dan untuk kemajuan, karena presiden itu takdir Allah,” tandasnya.
Menurut Rhoma, kedatangannya ke Surabaya kemarin tak terkait dengan sosialiasi pencalonan dirinya sebagai presiden. “Ini silaturahim,” tolaknya. “Sampai saat ini saya tidak berusaha untuk sosialiasi, saya banyak yang mendorong,” tambahnya berkali-kali.
Disinggung, pro dan kontra itu menurut Rhoma hal itu wajar-wajar saja. Hal ini dikarenakan, seorang presiden itu tidak seratus persen didukung oleh rakyatnya. Sehingga jika muncul pro dan kontra terkait dengan pencalonannya tidak akan dijadikan permasalahan urgent. “Pro kontra itu sunnatullah. Saya akan jalani,” katanya santai. Rhoma pun menanggapai santai isu bahwa dirinya memanfaatkan popularitasnya untuk maju ke presiden RI . “Saya berusaha ikhlas,” ucapnya. Sementara, Dewan Pengurus Wilayah Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musala Indonesia (DPW Fahmi Tamami) Jatim sepakat untuk mendukung Rhoma menjadi calon RI 1.“Dia hadir ini karena respon dan dukungan ulama, habaib, politisi, jadi kita sebagai kelompok perkumpulan ulama dan kiai Jatim akan mendukungnya,” kata Mujahid Ansori, wakil ketua Fahmi Tamami Jatim.

 

Menurut Mujahid, politik adalah persoalan momentum. Sehingga, bisa jadi peluang momentum Rhoma Irama itu langsung ditangkap oleh 12 DPC Fahmi Tamami se-Jatim.  Mulai dari Jember, Situbondo, Ngajuk, Pamekasan, Sumenep, Bondowoso, Surabaya dan lain-lainnya. “Momentum 2014 adalah momentum Rhoma Iroma untuk menjadi presiden RI,” katanya.

Kini, pihaknya pun langsung merapatkan barisan dan meminta dukungan Fahmi Tamami di tingkat lokal di Jatim maupun nasional. “Sebentar lagi kita (Fahmi Tamami) rakernas, kita akan usahakan satu suara untuk Bang Haji,” kata mantan anggota DPRD Jatim ini. Tak hanya melakukan konsolidasi DPD Fahmi Tamami se-Indonesia, pihaknya juga akan melakukan pendekatan dengan PPP. Meski ada isu Ketua umum DPP PPP Suryadarma Ali juga akan diusung sebagai capres, menurut Mujahid hal itu tidak jadi masalah. “Tradisi di PPP itu suaranya dari para ulama, habaib dan anggota. Jika yang di atas instruksi ulama ke Bang Rhoma, saya rasa Suryadarma Ali akan tunduk dan mengerti,” jelasnya. “Dan ingat jangan meremehkan Rhoma Irama, bahkan Wakil Sekjen DPP PPP Romahur Muzi sudah sempat membahas pencalonan Rhoma Irama,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPC PPP Surabaya Buchori, mengatakan, siap mendukung Rhoma Irama sebagai calon presiden. “Insya Allah, DPP Surabaya akan menjadi garda terdepan, untuk mendukung Rhoma Irama,” katanya. Menurut ia, dorongan terhadap Rhoma Irama ini tidak lepas bahwa Rhoma Irama adalah salah satu kader terbaik PPP. Baik prestasi dan dakwahnya memperjuangkan agama Islam sudah tidak diragukan lagi.

“Kita ingin memilih umat Islam yang benar-benar Islam. Dari ujung kaki sampai hati. Bukan umat Islam yang awu-awu. Bukan hanya orang yang Islam KTP. Kita akan konsolidasi, kembali lagi presiden itu takdir Allah,” katanya.

0 komentar: