Tradisi Surak Iyo Desa Randuagung Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik

00.14 0 Comments






Foto Umi Hany Akasah
Dilestarikan : Para warga dan anak-anak sedang berkeliling dari rumah ke rumah mengikuti tradisi Surak Iyo di Dusun Randuboyo, Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jum’at (21/6).


Tradisi Surak Iyo,


Entah mengapa dari kecil saya paling suka nulis tentang sebuah budaya, tradisi hingga sosok pejuang. Mungkin karena ayah dulu sering mengajak saya melihat pesta budaya dan tradisi di Lumajang. Setiap akhir pekan, saya diajak ayah naik sepeda ontel ke Radio Semeru Lumajang. Di Radio Semeru yang lokasinya dekat Alon-Alon itu, saya digendong di pundak ayah supaya bisa melihat Ludrukan dan Kartoloan.

Setiap kali libur sekolah juga demikian. Saya selalu dipulangkan ke rumah nenek, di Sumberejo. Dulu, Sumberejo sebuah desa kecil di Lumajang, namun kini sudah mudah dijangkau karena dilintasi jalur lintas tengah (JLT).  Budaya dan tradisi ngaji sangat kental di Sumberejo. Misalnya membaca kitab kuning sampai menepatkan mahrajul huruf Alquran. Di Sumberejo saya mulai mengenal dan mencintai yang namanya budaya dan tradisi. Setiap ada kawinan maupun sunatan, warga sekitar meramaikan dengan tradisi Banyuwangian, Reok Ponorogo, Jaranan dan Kuda Lumping.  Itu mengakar dalam jiwa. Setiap kali ada momen/pentas seni budaya di Surabaya, saya benar-benar mengikuti dan menikmati sampai tuntas.  

Kini, menjadi warga Gresik saya menemukan budaya dan tradisi unik. Meski tidak ada di Lumajang, namun bagi saya yang namanya budaya dan tradisi harus tetap dipertahankan dan dijaga.

Hari ketujuh bulan Syawal merupakan puncak Lebaran yang ditunggu-tunggu beberapa warga di Kabupaten Gresik.  Seperti halnya, warga di kawasan Dusun Randuboyo, Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas. Warga meramaikan Lebaran yang sering disebut Rioyo Kupat dengan tradisi Surak Iyo.

Mulai pukul 06.00, anak-anak mengikuti tradisi yang digelar secara turun menurun itu. Dalam tradisi tersebut, anak-anak membawa wadah dan berkeliling dari rumah ke rumah. Mereka kompak menyanyikan lagu khas Surak Iyo. Bunyinya seperti surak iyo pager jaro kembang gubis, Uqi ojo nangis-nangis nek nangis dikemplang linggis, surak iyo pager jaro kembang dara, Uqi ojo lara-lara nek lara oleho tamba, surak yo pager jaro kembang pacar, nek mari podo buyar.

Tradisi Surak Iyo bukan sekadar menjadi kebahagian buat anak-anak di desa tersebut. Selain mendapatkan bagi-bagi makanan berupa lontong,  ketupat, sayur, lepet, opor ayam, mereka juga senang karena penghuni membagikan uang. Bagi saya ini sangat penting. Seperti ayah yang berusaha menjadikan saya manusia yang cinta budaya dan tradisi, saya pun berusaha demikian pada putri-putra tercinta, Najma Ayucha Khairani-Aufar Marzuqi Ilmi. Saya rela bangun pagi hanya untuk mengantar kedua buah hari untuk ikut Surak Iyo dan ikut menyantap menu kupatan di rumah neneknya. Mungkin beda  dengan di Lumajang. Kalau di Lumajang, saya tidak perlu keluar rumah untuk makan kupat lontong. Sebab, di rumah sudah seabrek  makanan yang ada di meja dapur. Murid dan  saudara ayah terbiasa mengirim kupatan ke rumah. Saking banyaknya, ibu membagikan makanan hantaran itu ke seluruh tetangga kampung (maklum anaknya guru ngaji kampung bendino akeh berkatan,hehehe).

Tidak hanya di Dusun Randuboyo, tradisi Rioyo Kupat juga digelar di beberapa desa di Gresik. Di Desa Suci misalnya. Warga menggelar tradisi Udik-udikan atau berebut uang receh yang dibagikan penghuni rumah. Di desa lainnya juga tidak kalah ramai, seperti di Desa Kauman yang menggelar kegiatan berkunjung antar tetangga. Baik yang NU, Muhammadiyah, non muslim, Arab semua turut berbaur dan berbahagia dengan budaya dan tradisi itu.

Benar kata ayah, “al-Muhafadhotu ‘ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah”. Artinya, jagalah tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi modern yang lebih baik. Upaya-upaya yang dimaksud mengembangkan sejumlah khazanah Keislaman dan kebudayaan yang toleran serta terbuka dengan zaman kekinian.
Selamat Rioyo Kupat.


Umi Hanik Akasah


Gresik, 21 Juni 2018

0 komentar: