Mengenal Epilepso

17.59 0 Comments


Mengenal Epilepsi (1)

Penyakit epilepsi atau yang dikenal ayan masih dianggap penyakit menular yang membayakan. Padahal, epilepsi yang sering ditandai dengan kejang-kejang itu adalah penyakit akibat dari aktivitas listrik episodik abnornal di otak manusia.  Bagaimana epileksi terjadi pada seseorang?
 
Di masa lalu, epilepsi telah distigma sebagai penyakit yang harus, dijauhi, atau bahkan dipenjarakan. Ini dikarenakan, epilepsi dianggap penyakit menular dan membayakan kepada orang lain dan diri sendiri. Di WHO, dari 1000 orang sebanyak 8 orang mengalami kasus epilepsi. Semenatara mayoritas penderita epilepsi berumur 10 hingg 30 tahun.
Dr Candy Laurenz, SpS Mkes, QIA, Spesialis Saraf RSAH menjelaskan epilepsi adalah gangguan pelepasan aliran listrik dalam otak, secara mendadak dan berlebihan yang terjadi tiba-tiba dan berulang. “Bisa terjadi pada sebagian atau seluruh bagian otak, sehingga menyebabkan kejang sampai berkelanjutan atau hanya pada bagian tubuh tertentu,”  katanya.
Ada beberapa penyebab epilepsi yang terjadi pada manusia. Yakni, kondisi ini bisa terjadi bila ibu saat hamil mengalami infeksi, demam tinggi atau malnutrisi. Proses persalinan yang sulit, bayi kurang atau telat bulan, juga dapat menyebabkan otak janin kekurangan zat asam. Gangguan otak janin seperti infeksi atau radang selaput otak, cedera akibat benturan fisi, inveksi otak,  tumor otak, kelainan pembuluh darah pada otak, kelainan bawaan atau genetik dan metabolik. “Sebanyak 60% kejadian epilepsi belum diketahui penyebabnya atau idiopatik,” jelasnya.
Menurut alumnus faskultas kedokteran Univesitas Hasanudin (Unhas) ini, ada beberapa ciri klinis epilepsi kambuh. Diantaranya, gangguan motorik  yang ditandai dengan kejang-kejang, lalu gangguan sensoris yang ditandai dengan timbulnya penderita mencium sesuatu aneh. Gangguan vegetatif yang ditandai dengan pencernaan terganggu seperti ngompol, berak dan lain-lainnya. Terakhir gangguan psikis, dengan ciri-ciri penderita mudah marah, berubah sikap, diam tanpa sebab dan lain-lainnya. “Belum tentu munculnya epilepsi karena kejang-kejang, bisa saja orang itu langsung diam-diam mendadak, kayak orang bengong gitu,” ucapnya.
Pria asal Makasar itu menambahkan,  timbulnya epilepsi yang dialami penderita umumnya tidak diniati, namun terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung singkat serta akan berulang dengan kondisi yang sama. “Kecuali dengan kondisi tertentu,”  ucapnya
Dipaparkanya, ada beberapa faktor pencetus epilepsi diantaranya, kuarng tidur, stress emosional, infeksi, obat-obat tertentu, alkohol, perubahan hormonal, terlalu lelah danfotosensitif..  Misalnya saja, tiba-tiba orang kejang dan kepalanya bergoyang-goyang sendiri, lalu beberapa menit sembuh dan diam.
Sebagai contoh, penderita dengan epilepsi baca utama mengalami kejang dipicu dengan membaca. Epilepsi fotosensitif dapat terbatas pada kejang dipicu oleh lampu berkedip. Pencetus lain dapat memicu kejang epilepsi pada penderita yang dinyatakan akan rentan terhadap kejang spontan. Misalnya, anak-anak dengan epilepsi pada membaca tidak dapat menerima hiperventilasi. “Jadi yang perlu saya tegaskan disini, epilepsi bukan penyakit menular atau kerasukan setan. Tapi murni penyakit gangguan listrik di otak,” pungkasnya.

0 komentar: