Veteran Belanda Mati

22.41 0 Comments

Setiap tanggal 27 Februari, pemerintah Belanda selalu memperingati perang dunia (PD) II di Taman Makan Pahlawan Ereveld, Kembang Kuning. Salah satu mantan veteran Angkatan Laut Belanda yang tak pernah absen dalam peringatan bersejarah dunia itu adalah Dick Van der Laan (83). Namun, bulan depan pria yang mendapat penghargaan bintang gerilya oleh Kerajaan Belanda tak akan bisa hadir lagi. Sebab, kamis (3/1)pria yang mendapat sapaan Pak Dick ini meninggal  di rumah mertuanya, Jl Keputran, Pejambon Surabaya.

Satu persatu para peziarah datang ke kamar VIP K, Adi Jasa, kemarin (6/1). Para peziarah itu disambut oleh wanita paruh baya yang menggunakan baju hitam. Dengan mata sayu, wanita itu berkali-kali memandangi foto dan jasad yang ada dalam peti kayu itu.  “Saya pasti merindukan paling humor dan kebaikannya,” kenang Erna, istri Dick Van der Laan (83) menyambutku. Namun perempuan yang sudah mendampingi Dick ini nampak tegar. Sesekali ia mengambil tisu dan mengusapkan dimatanya.

Itulah suasana persemayaman mantan veteran Angkatan Laut (AL) Belanda, Dick Van der Laan (83) terakhir di Adi Jasa. Pria yang mendapat sapaan Pak Dick ini meninggal karena kanker prostat yang sudah diderita selama tiga tahun lamanya.

Erna mengatakan, bahwa suaminya meninggal ketika berkunjung ke rumah mertuanya yang ada di Keputran, Pejambon Surabaya. Tanpa ada sebab, tiba-tiba suami yang sudah dinikahinya sejak tahun 2002 ini tiba-tiba menutup nafasnya pada pukul 04.30, kamis (3/1). Erna tak merasakan firasat apapun, sebab kondisi Dick bugar dan sehat. Bahkan sebelum meninggal pria yang lahir pada tanggal 18 Februari 1930 ini masih sempat bercanda dengan keluarga dan anak-anak dikampungnya. Dick memang sering bermain dan menyapa orang-orang dikampungnya. Terkadang membelikan es krim dan bakso untuk anak-anak dikampungnya.  Ingatan Dick juga dibilang kuat. Ia selalu mengingat nama setiap orang yang pernah ia temui. “Rumah kami di taman pinang, Sidoarjo tapi kami sering main ke rumah ibu saya (mertua Dick,red),” katanya.

Tak heran jika ruang persemayaman Adi Jasa kemarin bukan hanya dipenuhi oleh peziarah beragama katolik saja. Tetangga mertua Dick di Kampung Keputran, Pejambon yang beragam muslim juga berduyung-duyung datang melihat jasad terakhir Dick.

Erna  mengatakan, kecintaannya kepada Indonesia sudah tak diragukan lagi. Ketika Belanda kalah perang dan harus kembali ke negaranya, Dick tetap menyempatkan diri untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan usai pensiun di usinya bke 65, Dick tinggal di Indonesia dan menyampatkan diri untuk berkeliling nusantara. “Setelah menikah dengan saya enam bulan sekali balik ke Belanda, sebulan disana, terus di Indonesia,” kata Erna yang sudah menikah dengan Dick selama 10 tahun itu.

Bahkan, sebelum meninggal Dick tak ingin jauh dari bumi pertiwi ini. Dick berpesan agar bisa dimakamkan bersama pamannya, JJ Van der Laan di Taman Makam Pahlawan Ereveld, Kembang Kuning. Awalnya memang sulit untuk bisa dimakamkan di TMP bersejarah ini. Sebab, area sudah penuh dengan jasad angkatan laut Belanda. Namun, karena Dick adalah mantan veteran yang mendapatkan bintang gerilya dari Kerajaan Belanda, maka diperbolehkan dimakamkan disana.  Dengan syarat, berkumpul dengan pamannya yang mati ketika perang pada tahun 1947 itu. Dengan meninggalnya Dick tentu upacara peringatan PD II yang akan digelar 27 Februari mendatang akan terasa kurang ramai. Sebab, Dick adalah satu-satunya tentara veteran yang mendapat penghargaan bintang gerilya dari kerajaan Belanda. Penghargaan yang memiliki arti penting dalam perjuangan negara Belanda itupun harus dikembalikan ke kerajaan Belanda. “Saya akan kembalikan secepatnya, entah saya kirim lewat pos, titip ke kedutaan Belanda,” katanya.

0 komentar: