Menelusuri Monumen Tugu Pahlawan (1-3 Edisi)

02.41 0 Comments


                          Monumen Tugu Pahlawan  di Surabaya



Dibangun untuk Mengenang Perjuangan Arek-arek Suroboyo

Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen bersejarah sekaligus kebanggaan Kota Surabaya. Menjadi titik nol atau berada di tengah kota Surabaya, Tugu Pahlawan selalu menjadi daya tarik para wisatawan lokal bahkan asing untuk berkunjung.

 Hany Akasah
--- 
Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektar, Monumen Tugu Pahlawan dan secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan. Tugu Pahlawan mempunyai tinggi mencapai 41,13 meter. Tugu itu makin terlihat megah degan bentuk lingga atau paku terbalik.
Pakar cagar budaya Surabaya, Freddy H Istanto mengatakan, tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan atau canalures dengan 10 lengkungan. Masing-masing lengkungan terbagi atas 11 ruas.
”Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945,” kata Freddy.
Tugu Pahlawan terletak persis di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar, yang dulunya adalah Kantor Raad Van Justititie atau Gedung Pengadilan Tinggi pada masa penjajahan Belanda.
Menurut Freddy, tujuan pembangunan Tugu Pahlawan adalah tak lain untuk mengenang sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo sekaligus seluruh masyarakat Indonesia yang ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan dalam momen bersejarah 10 Nopember 1945 di Surabaya. 
”Ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa sekaligus arsitek Monumen Tugu Pahlawan Surabaya,” jelasnya.
Awalnya, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian ia meminta Ir Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada Presiden Soekarno.
Sedangkan sejarah lain menyatakan pemrakarsa monumen ini adalah Ir Soekarno sendiri. Ide ini mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk perencanaan dan gambarnya diserahkan kepada Ir R Soeratmoko, yang mengalahkan beberapa arsitektur lain dalam sayembara pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini.

Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952. (1)

-----------------------------------------------------------

Pintu Masuk Gerbang Utama Simbolkan Tanggal dan Tahun Kemerdekaan RI 


Monumen Tugu Pahlawan dikelilingi oleh bangunan pagar tembok yang menjulang tinggi yang melingkari Tugu Pahlawan. Pagar tersebut menutup sebagian pemandangan bagi warga atau pengguna kendaraan bermotor melintas di sekitar lokasi Tugu 

 Hany Akasah


Pagar tinggi ini berguna untuk mengurangi kebisingan sebagai penghalang suara-suara dari luar (kendaraan bermotor) yang masuk ke dalam museum untuk memberikan rasa kenyamanan kepada pengunjung melihat Tugu Pahlawan.
“Pagar itu berfungsi untuk melindungi Tugu Pahlawan,” kata pengamat sejarah Freddy H Istanto.
Dari luar, pintu masuk gerbang utama diwujudkan dengan Candi Bentar yang tingginya mencapai 4,5 meter dan bentangan lebar 1,7 meter. Angka tersebut menyimbolkan tanggal dan tahun kemerdekaan Indonesia.
Terdapat juga pintu pagar sebelah timur dan barat Tugu Pahlawan sehingga akses untuk masuk dan keluar monumen ini menjadi mudah karena lebih dari satu pintu. Hanya saja, pagar barat dan timur ini hanya dibuka pada saat-saat tertentu. Pagar ini menunjukkan rancangan arsitektur khas Jawa kontemporer koloni.
Di sekeliling Monumen Tugu Pahlawan terdapat taman asri yang mengakomodasi pengunjung dalam estetika dan fungsional Tugu Pahlawan. Yang terdiri dari jalur pedestrian, bangku, tiga patung tokoh utama Surabaya dalam perjuangan melawan penjajah, yakni Gubernur Suryo, Wali Kota Surabaya Doel Arnowo, dan tokoh pejuang Bung Tomo. Replika mobil perang dan tanaman estetika. Di kiri dan kanan jalan tersebut akan terlihat sejumlah relief yang menggambarkan pertempuran 10 November.
Monumen Tugu Pahlawan ini mempunyai ciri-ciri yang khusus. Arsitektur dan dimensinya penuh mengandung lambang-lambang dan kias khas Indonesia. Material yang digunakan pada bangunan Tugu Pahlawan Surabaya berbeda-beda, bagian pintu masuk dari Tugu Pahlawan Surabaya dimana pada area tersebut terdapat pilar-pilar yang cukup tinggi dan tepat di depan pilar tersebut terdapat patung proklamator yang sedang membacakan teks proklamasi, lantainya diperkeras dengan material yang cukup halus. Di sekitar jalan taman, material lantai yang digunakan relatif kasar dan ditanami beberapa pohon, karena ruang luar yang cukup luas. Jalan ini merupakan area pejalan kaki untuk menuju ke Museum Tugu Pahlawan. Bagian samping atas dari museum Tugu Pahlawan Surabaya. Tampak terlihat jelas material lantainya diperkeras dengan material yang cukup halus. Dan pada bagian belakang atas dari museum Tugu Pahlawan Surabaya tersebut material lantainya relatif kasar yaitu batu paving.(2)

---------------------------------------------------------------

Melihat Kisah Peperangan Surabaya dalam Museum 10 November

Di kawasan Monumen Tugu Pahlawan ada sebuah museum berbentuk piramida-piramida kecil yang menyimpan benda-benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan arek-arek Suroboyo. Selain menjadi memberikan gambaran mengenai pertempuran 10 November 1945, museum tersebut juga menjadi lokasi studi sejarah bagi para pelajar.

 Hany Akasah


Museum ini dibangun di bawah tanah area Monumen Tugu Pahlawan sedalam 7 meter. Banyak orang yang mengenalnya dengan sebutan Museum 10 November. Pakar cagar budaya Surabaya, Freddy H Istanto mengatakan, museum ini sengaja dibuat untuk mengenal jasa perjuangan para pahlawan.
“Memasuki museum ini pengunjung akan terbawa ke masa pertempuran,” kata Freddy.
Bentuk gedung sengaja dibangun di bawah permukaan tanah agar ketinggian bangunannya tidak menghalangi sosok MonumenTugu Pahlawan. Terdapat kolam air dengan tanaman teratai yang  mengelilingi bangunan museum. Hal itu membuat suasana museum makin terasa berada di lokasi yang cukup tenang dan alami.
Untuk memasuki museum, pengunjung harus menuruni tangga. Di samping kanan kiri tangga terdapat hiasan relief yang cukup besar dan panjang menghiasi dinding museum. Relief itu berwarna tembaga yang adegannya berkisah tentang pertempuran antara para pejuang Surabaya dengan tentara Sekutu pada November 1945 di kawasan sekitar monumen ini.
Ketika memasuki bagian utama museum, para pengunjung disuguhi selasar yang memajang lukisan karya anak-anak. Baru setelah memasuki ruangan utama museum.  Pada lantai satu, khususnya  di bagian tengahnya terdapat monumen yang menampilkan ekspresi beberapa pejuang ketika berada di medan pertempuran. Ada yang membawa bambu runcing, ada yang membawa bendera dan senapan.
Di dalam museum terdapat benda-benda koleksi berupa memorabilia dari pahlawan Nasional HR Muhammad. Ada pula patung peraga yang menggambarkan suasana warga di Kota Surabaya saat mendengarkan siaran radio yang berisi kobaran semangat Bung Tomo untuk melawandan menolak ultimatum dari tentara Sekutu. Adapula beberapa foto lama tentang Kota Surabaya di masa perjuangan.
Selain itu juga terdapat ruangan yang berisi empat diorama yang adegannya menceritakan berbagai peristiwa sejarah dan perjuangan bangsa.  Peristiwa yang ditampilkan pada diorama terjadi pada tahun 1945.
Penjaga Tugu Pahlawan, Muzakki mengatakan, para pengunjung selalu hadir setiap saat. “Tidak hanya wisatawan dalam negeri, akan tetapi juga luar negeri,” tandasnya. (3)          

0 komentar: