Menelusuri Monumen Tugu Pahlawan (1-3 Edisi)
Dibangun untuk Mengenang
Perjuangan Arek-arek Suroboyo
Tugu Pahlawan adalah sebuah
monumen bersejarah sekaligus kebanggaan Kota Surabaya. Menjadi titik nol atau
berada di tengah kota Surabaya, Tugu Pahlawan selalu menjadi daya tarik para
wisatawan lokal bahkan asing untuk berkunjung.
Hany Akasah
---
Berdiri di
atas tanah lapang seluas 1,3 hektar, Monumen Tugu Pahlawan dan secara
administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan.
Tugu Pahlawan mempunyai
tinggi mencapai 41,13 meter. Tugu itu makin terlihat megah degan bentuk lingga
atau paku terbalik.
Pakar cagar budaya Surabaya,
Freddy H Istanto mengatakan, tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan atau
canalures dengan 10 lengkungan. Masing-masing
lengkungan terbagi atas 11 ruas.
”Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10,
bulan 11, tahun 1945,” kata Freddy.
Tugu Pahlawan terletak
persis di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Dibangun di atas lahan seluas 2,5
hektar, yang dulunya adalah Kantor Raad Van Justititie atau Gedung Pengadilan
Tinggi pada masa penjajahan Belanda.
Menurut Freddy, tujuan
pembangunan Tugu Pahlawan adalah tak lain untuk mengenang sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo sekaligus seluruh masyarakat
Indonesia yang ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan dalam momen
bersejarah 10 Nopember 1945 di Surabaya.
”Ada dua pendapat mengenai
siapa yang menjadi pemrakarsa sekaligus arsitek Monumen Tugu Pahlawan
Surabaya,” jelasnya.
Awalnya, monumen ini
diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota
Besar Surabaya. Kemudian ia meminta Ir Tan untuk merancang gambar monumen yang
dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada Presiden Soekarno.
Sedangkan sejarah lain
menyatakan pemrakarsa monumen ini adalah Ir Soekarno sendiri. Ide ini mendapat
perhatian khusus dari Wali Kota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk perencanaan dan gambarnya
diserahkan kepada Ir R Soeratmoko, yang mengalahkan beberapa arsitektur lain
dalam sayembara pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini.
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan
ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian
Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja.
Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini diresmikan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 10 November 1952. (1)
-----------------------------------------------------------
Pintu Masuk Gerbang Utama
Simbolkan Tanggal dan Tahun Kemerdekaan RI
Monumen Tugu Pahlawan
dikelilingi oleh bangunan pagar tembok yang menjulang tinggi yang melingkari
Tugu Pahlawan. Pagar tersebut menutup sebagian pemandangan bagi warga atau
pengguna kendaraan bermotor melintas di sekitar lokasi Tugu
Hany Akasah
Pagar tinggi ini
berguna untuk mengurangi kebisingan sebagai penghalang suara-suara dari luar
(kendaraan bermotor) yang masuk ke dalam museum untuk memberikan rasa
kenyamanan kepada pengunjung melihat Tugu Pahlawan.
“Pagar itu berfungsi
untuk melindungi Tugu Pahlawan,” kata pengamat sejarah Freddy H Istanto.
Dari luar, pintu masuk
gerbang utama diwujudkan dengan Candi Bentar yang tingginya mencapai 4,5 meter
dan bentangan lebar 1,7 meter. Angka tersebut menyimbolkan tanggal dan tahun
kemerdekaan Indonesia.
Terdapat juga pintu
pagar sebelah timur dan barat Tugu Pahlawan sehingga akses untuk masuk dan
keluar monumen ini menjadi mudah karena lebih dari satu pintu. Hanya saja, pagar
barat dan timur ini hanya dibuka pada saat-saat tertentu. Pagar ini menunjukkan
rancangan arsitektur khas Jawa kontemporer koloni.
Di sekeliling Monumen
Tugu Pahlawan terdapat taman asri yang mengakomodasi pengunjung dalam estetika
dan fungsional Tugu Pahlawan. Yang terdiri dari jalur pedestrian, bangku, tiga
patung tokoh utama Surabaya dalam perjuangan melawan penjajah, yakni Gubernur
Suryo, Wali Kota Surabaya Doel Arnowo, dan tokoh pejuang Bung Tomo. Replika
mobil perang dan tanaman estetika. Di kiri dan kanan jalan tersebut akan
terlihat sejumlah relief yang menggambarkan pertempuran 10 November.
Monumen Tugu Pahlawan
ini mempunyai ciri-ciri yang khusus. Arsitektur dan dimensinya penuh mengandung
lambang-lambang dan kias khas Indonesia. Material yang digunakan pada bangunan
Tugu Pahlawan Surabaya berbeda-beda, bagian pintu masuk dari Tugu Pahlawan
Surabaya dimana pada area tersebut terdapat pilar-pilar yang cukup tinggi dan
tepat di depan pilar tersebut terdapat patung proklamator yang sedang
membacakan teks proklamasi, lantainya diperkeras dengan material yang cukup
halus. Di sekitar jalan taman, material lantai yang digunakan relatif kasar dan
ditanami beberapa pohon, karena ruang luar yang cukup luas. Jalan ini merupakan
area pejalan kaki untuk menuju ke Museum Tugu Pahlawan. Bagian samping atas
dari museum Tugu Pahlawan Surabaya. Tampak terlihat jelas material lantainya
diperkeras dengan material yang cukup halus. Dan pada bagian belakang atas dari
museum Tugu Pahlawan Surabaya tersebut material lantainya relatif kasar yaitu
batu paving.(2)
---------------------------------------------------------------
Di kawasan
Monumen Tugu Pahlawan ada sebuah museum berbentuk piramida-piramida kecil yang
menyimpan benda-benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan arek-arek
Suroboyo. Selain menjadi memberikan gambaran mengenai pertempuran
10 November 1945, museum tersebut juga menjadi lokasi studi sejarah bagi para
pelajar.
Hany Akasah
Museum ini dibangun di bawah tanah area Monumen Tugu
Pahlawan sedalam 7 meter. Banyak orang yang mengenalnya dengan sebutan Museum
10 November. Pakar cagar budaya Surabaya, Freddy H Istanto mengatakan, museum
ini sengaja dibuat untuk mengenal jasa perjuangan para pahlawan.
“Memasuki museum ini pengunjung akan terbawa ke masa
pertempuran,” kata Freddy.
Bentuk gedung sengaja dibangun di bawah permukaan tanah
agar ketinggian bangunannya tidak menghalangi sosok MonumenTugu Pahlawan. Terdapat
kolam air dengan tanaman teratai yang mengelilingi bangunan museum. Hal itu membuat
suasana museum makin terasa berada di lokasi yang cukup tenang dan alami.
Untuk memasuki museum, pengunjung harus menuruni tangga. Di
samping kanan kiri tangga terdapat hiasan relief yang cukup besar dan panjang
menghiasi dinding museum. Relief itu berwarna tembaga yang adegannya berkisah
tentang pertempuran antara para pejuang Surabaya dengan tentara Sekutu pada November
1945 di kawasan sekitar monumen ini.
Ketika memasuki bagian utama museum, para pengunjung disuguhi
selasar yang memajang lukisan karya anak-anak. Baru setelah memasuki ruangan
utama museum. Pada lantai satu,
khususnya di bagian tengahnya terdapat monumen
yang menampilkan ekspresi beberapa pejuang ketika berada di medan pertempuran. Ada
yang membawa bambu runcing, ada yang membawa bendera dan senapan.
Di dalam museum terdapat benda-benda koleksi berupa
memorabilia dari pahlawan Nasional HR Muhammad. Ada pula patung peraga yang
menggambarkan suasana warga di Kota Surabaya saat mendengarkan siaran radio
yang berisi kobaran semangat Bung Tomo untuk melawandan menolak ultimatum dari
tentara Sekutu. Adapula beberapa foto lama tentang Kota Surabaya di masa
perjuangan.
Selain itu juga terdapat ruangan yang berisi empat
diorama yang adegannya menceritakan berbagai peristiwa sejarah dan perjuangan
bangsa. Peristiwa yang ditampilkan pada
diorama terjadi pada tahun 1945.
Penjaga Tugu Pahlawan, Muzakki mengatakan, para pengunjung
selalu hadir setiap saat. “Tidak hanya wisatawan dalam negeri, akan tetapi juga
luar negeri,” tandasnya. (3)
0 komentar: