14.57 0 Comments

Menuju malam, celebrum masih ada di ruang besar berukuran 8 x 10 meter. Di ruang nan sepi itu, 25 kuda tertata rapi menghadap kiblat putih. Nampak laki-laki mirip Angling Darmo asik bermain dgn alat kelaminnya. Wanita berparas Katulistiwa dibelakangnya juga ireksi dengan vibrator mirip bioskop mini. Sementara di pojok kanan belakang, pemain Karapan Sapi berfikir bagaimana mengalahkan wanita Udang yang ada didepannya. Namun mereka mulai kebingungan ketika MIMESIS tak sesuai harapannya. Akhirnya, mereka berusaha tampil secara STALISTIKA agar dianggap berFUNGSI. Tak ada yang memperhatikan, mereka mulai REFLEKSI  hingga beriINTERAKSI SIMBOLIK. Misalnya, Wanita Udang dan Katulistiwa  mulai menjadi pejuang FEMINISME liberal. Sedangkan, Angling Darmo dan Pemain Kerapan Sapi berjuang mencari SIMBOL kejantanan dengan menDEKONTRUKSI alat vitalnya. Namun sayang,  banyak manusia yang salah meng-HERMENEUTIK-kan aksinya. Hingga akhirnya mereka gila dan hanya bisa dijadikan KULTURAL STUDI bagi ke-21 kuda liar di ruangan itu yang sudah memiliki konstruk berfikir NEWHISTORISM, POSTRUKTURAL, POSKOLONIALISME....

0 komentar: